MALA TAU SITAMMU AKA' PEKUYA'NA PUANG

Minggu, 09 Desember 2012

ASAL MULA NENEK MOYANG DI PITU ULUNNA SALU Versi Lontarak Mandar


ASAL MULA NENEK MOYANG DI PITU ULUNNA SALU,
PITU BA’BANA BINANGA
 MENURUT LONTARAK MANDAR
(PATTODIOLOANG MANDAR)

Sumber Bacaan : http://lontaraproject.com/101-la-galigo/perbandingan-mitos-todipanurung-di-mandar-dan-kisah-tomanurung-batara-guru-dalam-la-galigo/
Dalam Lontarak Mandar pasal 2 (passaleng ma’duae) dikisahkan tentang munculnya manusia pertama yang mendiami hulu sungai Sa’dang yang disebut dengan “To Dipanurung”, yang selanjutnya diterjemahkan oleh Bapak M.T.Azis Syah dengan “To Manurung”.
Menurut Cerita dalam Lontarak ini bahwa Todipanurung yang merintis kehidupan umat manusia dalam kebudayaan Mandar terdiri dari “To Kombong di Wura” berjenis kelamin laki-laki dan “To Bisse di Tallang” yang berjenis kelamin perempuan. To Kombong di Wura, secara harafiah berarti “Manusia yang muncul dari buih/gelembung air”, sedangkan To Bisse di Tallang berarti “Manusia yang muncul dari dalam batang bambu”. Mereka ini kemudian menikah dan melahirkan seorang putra yang bernama “To Banua Pong” (artinya: “Orang Kampung Tua”). To Banua Pong atau disebut juga Tobanua Posi kemudian bermukin di Tattebulawang atau Rantebulahan, lalu menikah dengan sepupu satukalinya tapi tidak diketahui namanya dan melahirkan tujuh orang anak, tapi hanya lima orang yang diketahui namanya, yaitu:
1.      Lando Belua’ (P), ( si panjang rambut).
2.      I Lasso Keppang(L), (si besar kepala).
3.      I Lando’ Guttu’(P), ( si panjang lutut).
4.      Usu’ Sabambang,  (L).
5.      I Pa’dorang (L).
I Lando’ Belua’ secara harafiah berarti “Si Panjang Rambut”, ia dikisahkan pergi menelusuri sungai untuk mencari sehelai rambutnya yang hanyut dibawa air saat mandi, kemudian bertemu dengan seorang bangsawan di daerah Bone. Mereka kemudian menikah dan pergi menuju ke bagian Selatan dan menjadi nene’ Moyang orang Gowa atau Makassar.   I Lasso Keppang berangkat dan bermukim di daerah Belawa di Luwu, I lando Guttu’ tinggal di Ulu Sa’dang, Usu’ Subambang bermukim di Karonnangan, dan yang terakhir Pa’dorang Tinggal di Bittuan. Inilah yang menjadi alasan sehingga orang mandar menyatakan diri bersaudara dengan orang Toraja, Luwu', Bugis, dan Gowa-Makassar.
Pa’dorang kemudian kawin dengan seorang wanita bernama Rattebiang, dan dari perkawinannya ini mereka melahirkan empat orang anak yaitu: I Tasudidi, Sibannangang yang menjadi leluhur orang Mamasa, anak ketiga tidak diketahui namanya namun menjadi nenek Moyang orang Masuppu, dan anak keempat bernama I Pongkapadang yang tinggal di Gunung Mambulilling.
I Pongkapadang kemudian menikah dengan seorang wanita bernama Sanrabone dari Gowa lalu mereka tinggal di Buttu Bulu. Dahulu Laut hanya sampai di situ, sehingga disitulah perahu Pongkapadang berlabuh. Sosok I Pongkapadang inilah yang kemudian dianggap sebagai leluhur bangsa-bangsa di Sulawesi Barat, Tengah dan Selatan.

Ditulis ulang dan diedit oleh : Apolos Ahpa

27 komentar:

  1. Tidak perlu bingung, mari kita pelajari semua naskah sejarah yang ada di daerah kita karena itu akan memperkaya pengetahuan kita tentang sejarah kita... jangan lupa ini adalah Versi dari Lontarak Mandar yang pastinya beda dengan Versi PUS... ok sola?

    BalasHapus
    Balasan
    1. apa maksudnya pasti beda dengan lontarak Mandar???
      lontarak itu bukan sesuatu yg diada-adakan, lontarak itu sesuatu yg sakral adanya. lontarak itu teks bersejarah yg berisi tentang peristiwa2 masa lampau. jika memang ada sumber lain yg beda maka pasti salah satu ada yg keliru. sy cm ingin membuka pikiran bijak saudari, sejarah dalam bentuk teks atau lontarak berisi tentang peristiwa2 masa lampau atau sejarah. dari saat ditulis sampai sekarang tentu tdk berubah2, apa lagi lontarak Mandar yg sdh berusia bahkan ratusan tahun. nah, jika dibandingkan dngn sumber lain apa lg yg hanya melalui cerita atau penyampaian saja, sy yakin pasti ada kurang, ada yg ditambah bahkan ada yg hilang jg ada yg tdk pernah terjadi...
      saya heran apakah orang di PUS masih merasa orang Mandar??? krn kalo ada yg tdk merasa orang Mandar berarti dia hanyalah pendatang di tanah Mandar yg mau merusak sistem adat dan sejarah...sejarah Mandar itu jelas boss.. bgmn ia terbentuk dan bgmn ia tampil dalam sejarah nusantara... coba kamu jalan2 di polman kecamatan luyo disana ada situs sejarah yg menegaskan sebuah peristiwa dimana ada 14 pucuk pemerintahan kuno yaitu antara Pitu Ulunna Salu dan Pitu Ba'bana Binanga yg berjanji untuk saling kuat menguatkan yg disebut perjanjian "SIPAMANDAR atau TAMMEJARRA"...dari situlah mereka menyebut diri sebagai orang Mandar atau orang kuat...

      Hapus
    2. bagaimana mungkin kami merasa orang mandar. Nenek moyang kami, nenek Pongka Padang berasal dari PUS dan begitu pun juga sola Mandar. org PUS adalah kakak sola Mandar.

      soal pertemuan PUS dan PBB tidak sangkut pautnya dengan mengakui diri kami orang mandar.
      sipomandar (sipomanda') adalah istilah untuk menjaga hubungan baik.

      Hapus
  2. Dalam Tulisan ini tidak ada kata-kata yang merendahkan Lontarak Mandar, kata "Versi" bisa diartikan sebagai "Sudut Pandang" ...semua sejarah baik itu tulisan maupun lisan punya kebenaran masing-masing, tergantung pada kelompok orang yang mempercayainya. Jadi disini saya kira tidak ada yang perlu dipertentangkan. Mari kita saling memperkuat " Ta Sipamanda'"...

    BalasHapus
  3. heheeehe maaf sy ndk menger,,,ceritax belum sempurna
    tolong di lengkapi.,.,masih banyak sekali yang salah

    BalasHapus
    Balasan
    1. silahkan buka sumbernya di atas, saya cuma kutip dari situ, hanya untuk sekedar perbandingan saja...

      Hapus
  4. begini saudara, Sama seperti indonesia, kita semua bukan orang indonesia sebelum 17 Agustus 1945, dengan adanya proklamasi Negara Indonesia, maka semua orang yang terbentang di pulau-pulau dari timur ke barat, utara ke selatan yang menjadi wilayah negara indonesia telah melebur menjadi suku bangsa Indonesia sesuai dengan konstitusi negara indonesia.
    Begitupun mandar, sebelum pertemuan PBB dan PUS, maka belum ada mandar beserta wilayah teritorialnya, tapi setelah pertemuan itu maka lahirlah sebuah Sipamanda (Mandar) berdasarkan Konsitusi yang tercipta oleh sidang tersebut. jadi semua suku yang mendiami wilayah Kerajaan-kerajaan PBB dan PUS telah menjadi orang MANDAR.

    apakah anda bukan orang indonesia? karena nenek moyang anda hidup sebelum 17 agustus 1945,
    salam dari To mandar dijogja

    BalasHapus
  5. Sampai Saat Ini saya dan Kawan-kawan Secara Pribadi,Belum yakin Tentang kebenaran Sejara PUS yang di Sangkut Paut kan Dengan Pongkapadang Yang Notabene adalah Cerita Fiktif atau cerita Rakyat,Tanpa adanya reseach Ilmiah yg Mendukung Kebenaran Teori Ini,Kami hanya prihatin dgn Generasi Selanjutnya yang akan Sama sekali Tidak mengerti dan akan Memuja Sebua dongeng dan mengakibat kan Kehilangan Jati Diri PUS yang Sebenarnya,Salam Anak To Yaho,,,,...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya kira kita semua sama bahwa memang belum ada bukti ilmiah yang bisa membuktikan cerita-cerita di atas, tapi harus kita ingat bersama bahwa pada dasarnya sumber sejarah it adalah dari cerita turun temurun atau yang anda sebut dengan "Dongeng". memang yang jadi kendala kita saat ini ialah karena sejarah kita belum tertulis, dan hanya bisa didengar melalui cerita turun-temurun dari nenek moyang kita. Nah saya kira pikiran saudara ini adalah bagus untuk mendorong orang-orang yang punya modal untuk melakukan penelitian sejarah, karena memang penelitian itu butuh biaya, atau kalau mungkin saudara Bulomahpa Tabulahang punya modal bisa langsung membiayai untuk mengadakan penelitian ini dan saya juga pasti akan ikut di dalamnya... hal ini dilakukan supaya kita orang-orang PUS tidak mempercayai lagi yang menurut anda Dongeng... saya kita itu Umbaraka too Sammoane, Salama' mating Solasohong, mahasa liu inde pendapatmu...

      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Karna Menurut Saya Jikalau Kita,Betul Dari Toraja sana Setidak nya Banyak hal dari Toraja yg Mempengaruhi,Kehidupan Masyarakat Di Tabulahan Selaku Keturunan dari Induk nya Toraja,Setidak nya Dalam teori arkeolog,Rumpun suku dapat di Simpul kan Sama ketika Mempunya kemiripan diantaranya,Bahasa,Budaya dan Ciri fisik atau unsur gen,Tpi pada kenyataan nya di Tabulahan sama sekali tdk ada mirip nya dgn hal tersebut,Baik dari Segi fisik,bahasa dan Kebudayaan terhadap Induk nya yang Kata dari Toraja.

    BalasHapus
  9. Sedikit Mungkin saya Mengajak Saudara-Saudara Dari Tabulahan Untuk Kembali Menelisik Akan Bekas2 Peninggalan Purba Di Sepajang Sungai Hau dan Terbukdi Di Temukannya Patung Sikendeng Pada Jaman Kolonial belanda yg Merupakan Arca Buddha Tertua Di Indonesia yg Berasal dari India Dimana Peradaban ini Jauh Lebih tua dan Kemungkinan ada Hubungan nya Dengan kita Ketimbang Versi Pongkapadang.

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. Mungkin saudara BuloMahpa sebaiknya menyimak cerita turun temurun dari Nene' Moyang kita supaya tidak keliru, karena menurut sejarah bahwa Nene' Pongkapadang dan ke 5 saudaranya berjalan dari "Hulu Sa'dang" , kemudian keenam orang ini masing-masing memilih tempat sesuai keinginannya, dan Puang Rimulu' memilih Rante Pao (Tanah Toraja) sebagai tempat kediamannya, sedangkan Pongka Padang Terus ke Tabulahan... Yang harus diperhatikan disini ialah. Pongkapadang kemudian bertemu dengan Torije'ne' yang dari namanya bisa diketahui berasal dari Makassar. sehingga jika sejatah ini betul maka kita orang Tabulahan ini adalah keturunan gabungan antara Pongkapadang dari Hulu sa'dang dan Torije'ne' dari Makassar. jadi sebenarnya Bahasa dan Adat/kebiasaan itu tercipta ketika Pongkapadang dan Torije'ne' bertemu dan juga sangat dipengaruhi oleh konteks (daerah tempat tinggal mereka) jadi kalau saudara Bulomahpa mengatakan bahwa Kita dengan Toraja berbeda soal Bahasa dan kebiasaan/kebudayaan itu memang betul, karena di Toraja juga muncul bahasa dan kebiasaan/adat istiadat/kebudayaan melalui Puang Rimulu', jadi memang tidak akan persis sama tapi ada kemiripan. Begitu juga dengan pisik, tidak persis sama tapi ada kemiripan.
    Untuk yang kedua tentang penemuan benda bersejarah yang anda maksudkan, saya kira tinggal ditanyakan ke orang tua kita kalau memang ada ceritanya/sejarahnya secara turun temurun, karena perlu diketahui bahwa awal dari setiap sejarah biasanya dari cerita turun temurun kemudian di tuliskan dan dilengkapi dengan penelitian-penelitian. Salama' mating...

    BalasHapus
  12. Terimakasih Sola Sohong,Salama'Mating.

    BalasHapus
  13. Kita Bisah lihat yg Katanya Saudara Pongkapadang,Seperti lombengsusu Ke Galumpang,Landoguntu Ke Duri,Mangguana Ke Rongkong Luwu,Mereka Semua hampir 90 persen Kesamaan nya dgn induk nya Toraja,Tpi kita Di mana kesamaan Kita sebagai mana dengan Mereka Adapun kesamaan yg kita miliki hanyalah kesamaan sekilas atu kesamaan umum antar manusia....salama'Mating Sola sohong

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya jadi bingung ini sebenarnya Kesamaat seperti apa yang saudara Bulomahpa Maksudkan???

      Hapus
  14. Tabe'mating Sola Sohong,Kesamaan yang Saya Maksud kan iyalah Kesaman Serprti Ras,Bahasa dan Dan Kedaan budaya Kita Bisa lihat Bahasa makki Galumpang,Bahasa Rongkong dan Duri, Serta kebudayaan mereka Semuanya itu Tdk jauh bedanya dgn Toraja sebagai asal nya yg menandakan Bahwa betul mereka keturunan dari Roraja,Bilah kita banding kan dgn mereka dan kehidupan kita di Tabulahan Sangat berbeda Saudara kita di Tabulahan Mempunyai Budaya sendri,Mempunya bahasa sendiri.Tdk sama denga mereka hampir mempunyai bahasa,Ciri2 fisik dan Budaya yg Hampir sama,.Saya Tdk bisah Ucap kan Satu persatu tpi Coba kita amati Org Duri,Rongkong dan Galumpang Semunya itu tdk jauh berbeda dgn Toraja selaku asal mulainya ketimbang dgn kita di Tabulahan,.

    BalasHapus
  15. Tabe'mating Sola Sohong,Kesamaan yang Saya Maksud kan iyalah Kesaman Serprti Ras,Bahasa dan Dan Kedaan budaya Kita Bisa lihat Bahasa makki Galumpang,Bahasa Rongkong dan Duri, Serta kebudayaan mereka Semuanya itu Tdk jauh bedanya dgn Toraja sebagai asal nya yg menandakan Bahwa betul mereka keturunan dari Roraja,Bilah kita banding kan dgn mereka dan kehidupan kita di Tabulahan Sangat berbeda Saudara kita di Tabulahan Mempunyai Budaya sendri,Mempunya bahasa sendiri.Tdk sama denga mereka hampir mempunyai bahasa,Ciri2 fisik dan Budaya yg Hampir sama,.Saya Tdk bisah Ucap kan Satu persatu tpi Coba kita amati Org Duri,Rongkong dan Galumpang Semunya itu tdk jauh berbeda dgn Toraja selaku asal mulainya ketimbang dgn kita di Tabulahan,.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau kesamaan-kesamaan Bahasa, kebiasaan, Ras dll, saya kira seperti yang saya katakan di awal bahwa itu sangat dipengaruhi oleh konteks (daerah dimana mereka tinggal)...Tapi ada satu keunikan Orang Tabulahan yang mungkin saudara BuloMahpa sebaiknya perhatikan ialah bahwa orang Tabulahan itu bisa mengerti dan menggunakan seluruh bahasa mulai dari bahasa Tator, Mamasa, Bambam dan Mangki. Itu salah satu keunikan orang Tabulahan...salama' mating Solasohong...

      Hapus
  16. Supaya tak ada silang pendapat adakan seminar

    BalasHapus
  17. iyaku tomandar lahir di kalsel n menetap di kalsel. andanga' mengerti kali....
    iyakumo kapa' di'e mandar lassu' e.

    http://fellgod.blogspot.co.id/ - > slm mandar dari borneo.

    BalasHapus