MALA TAU SITAMMU AKA' PEKUYA'NA PUANG

Rabu, 29 Juli 2020

SEJARAH MENGENAI AWAL MULA SUKU TORAJA

Sejarah mengenai awal mula suku Toraja tidak diketahui dengan pasti karena tidak ada bukti tertulis yang bisa memastikan, namun sejarah mengenai suku Toraja di diceritakan secara turun temurun generasi ke genarasi, sehingga masih diketahui oleh beberapa pakar saat ini, namun mungkin tidak dengan pasti. Dikarenakan oleh suku Toraja awalnya adalah bagian dari suku protomelayu bersama dengan suku batak karo, minangkabau, dayak  dan tagalok (ke Philipina) yang menjadi  suku-suku pertama yang datang ke Indonesia.

Suku protomelayu memiliki ciri khas lukisan atau ukiran bukan tulisan, sehingga setiap sejarah atau kejadian penting yang terjadi pada masa lalu, tidak mempunyai peningggalan bukti tertulis. Suku ini berasal dari beberapa wilayah yakni Dongson,annam,Yunan, di China, sebagian dari Mongolia.
Untuk nenek moyang suku Toraja, diperkirakan datang sekitar abad ke-6(enam) yang datang dengan perahu-perahu melalui sungai yang besar menuju ke pegunungan sulawesi selatan. yang akhirnya menduduki pegunungan termasuk pegunungan-pegunungan di Toraja, yang sesuai dengan fakta yang ada mereka itu kebanyakan datang dari selatan Toraja.

Mereka datang dalam kelompok-kelompok, yang dalam sejarah Toraja kelompok-kelompok itu disebut Arroan(Kelompok manusia). menyusuri sungai dengan perahu hingga mereka tidak dapat lagi melayarkan perahunya sehingga menambatkan perahu mereka dipinggir-pinggir sungai dan ditebing-tebing gunung disungai yang dilaluinya. perahu-perahu mereka itu dijadikan tempat mereka tinggal sehingga didalam sejarah Toraja ada istilah BANUA DITOKE’(Banua = Rumah, Ditoke’=Digantung).



Menurut sejarah Toraja Tiap-tiap arroan itu dipimpin oleh seorang pemimpin yang dinamakan yang dinamakan Ambe’ Arroan ( Ambe’= Bapak, Arroan = Kelompok manusia). arroan-arroan atau kelompok-kelompok manusia itu tidak datang sekaligus. mereka datang berangsur-angsur dan masing-masing arroan itu menempati menempati tempat tertentu untuk menyusun persekutuan keluarga masing-masing dibawah pimpinan ambe’ arroan.

Lama kelamaan keluarga atau anggota dari arroan-arroan ini bertambah banyak dan perlu mempunyai tempat tinggal yang lebih luas. sehingga merekah terpecah-pecah/tersebar pergi mencari tempat masing-masing dalam bentuk keluarga kecil yang dinamai Pararrak  (Pencaran/Penjelajah) dengan dipimpin oleh seorang kepala/pemimpin pararrak yang di namai Pong Pararrak(Pong = Utama) yang artinya kepala pememimpin penjelajah.

Dengan meratanya daerah yang telah dikuasai oleh penyebaran kelompok-kelombok keluarga Arroan dan Pararrak ini maka seluruh pelosok pegunungan dan dataran tinggi sudah terdapat penguasa-penguasa kecil dari penguasa Ambe' atau  Pong yang perkembangannya sangat nyata dimasyarakat Toraja disamping Gelar-gelar yang lainnya.

Lama kelamaan kelompok kelompok kecil ini (Pararrak) menjadi besar serta anggotanya semakin banyak dan mereka berkuasa dimasing-masing tempat mereka berkuasa. dan mereka mempunyai pemerintahan sendiri seperti arroan yang dinamakan pula Pong Arroan.
Beberapa kelompok Arroan dan Pararrak menyebar jauh ke utara hingga mencapai Rantepao kemudian semakin menyebar ke bagian utara Rantepao.

Ada juga kelompok arroan yang menyebar lebih jauh lagi ke Galumpang, Makki(Mamuju), Pantilang, Rongkong, Seko(Luwu), Suppirang(Pinrang), dan Mamasa.
Beberapa waktu kemudian,datanglah kelompok-kelompok baru dengan masing-masing kelompok dipimpin oleh seseorang yang diberi gelar Puang. Puang dari kata puang Lembang, disebutkan sebagai pemilik. Puang=pemilik, Lembang=kapal. Kemungkina besar juga masih berasal dari daerah yang sama dengan kelompok Arroan, yakni dari Indochina.

mereka datang dari arah selatan  dengan perahu-perahunya dan pengikutnya melalui sungai. setelah perahu mereka tidak lagi dapat melalui sungai karena air yang desar dan berbat-batu maka sebagian manambatkan perahunya dan sebagian membongkar perahunya dan membawa kerangkanya ke gunung tempat mereka akan tinggal bersama dengan pengikutnya karena belum ada tempat bernaung sehingga mereka membuat rumah dari kerangka perahu yang mereka bongkar itu. Dalam sejarah Toraja disebut tempat perkampungan yang pertama dari Puang - Puang Lembang ialah Bamba Puang (Bamba = Pangkalan/Pusat, Puang = yang memiliki ).

Penguasa – penguasa ini mempunyai tata masyarakat tersendiri dan memiliki cara pemerintahan tersendiri, namun mereka masih dalam kelompok kecil di daerah Bambapuang. Dari sini pula mereka kemudian menyebar ke daerah lain dan menjadi penguasa daerah yang ditempatinya, dan tidak lagi dikenal sebagai Puang Lembang (Pemilik Perahu) tetapi Puang dari daerah yang dikuasainya misalnya :

    Puang ri Lembang (Pemilik perahu)
    Puang ri Buntu ( penguasa daerah Buntu)
    Puang ri Tabang (penguasa daerah Tabang)
    Puang ri Batu (penguasa daerah Batu)
    Puang ri Su’pi’ (penguasa daerah Su’pi’) dll

Setelah para Puang yang menguasai tiap tempat makin bertambah banyak pengikutnya, maka timbullah persaingan kekuasaan di antara mereka, dimana sebagian Puang mulai merebut daerah kekuasaan Pong Pararrak atau Ambe’ Arroan yang lebih dulu memiliki kekuasaan terlebih dulu, dan menimbulkan kekacauan dalam masyarakat.

Hal ini membuat sebagian Puang membujuk Pong Pararrak dan Ambe’ Arroan untuk bersekutu untuk melawan Puang yang lain. Persekutuan ini kemudian disebut Bongga (Bongga = besar, hebat, dahsyat). Sebagai pimpinan Bongga maka diangkat Puang yang kuat di antara mereka yang dalam kedudukannya dinamakan Puang Bongga (yang memiliki kekuasaan yang kuat dan hebat), seperti yang terkenal dalam sejarah Toraja seorang penguasa Bongga yang terkenal adalah Puang Bongga Erong.

Karena persaingan yang begitu hebat dan terus – menerus di kalangan Puang – Puang ini, maka pengaruh dari penguasa Puang di daerah Bambapuang makin merosot, apalagi setelah terjadi perpindahan beberapa Puang ke bagian utara Bambapuang untuk mencari tempat yang lebih aman untuk menerapkan pemerintahannya. Tetapi berbeda dengan Pong Pararrak yang ada di bagian utara, tidak terjadi persaingan karena masing – masing menguasai daerah yang sudah ditempatinya.

http://raputallangku.blogspot.com/2015/09/asal-muasal-suku-toraja.html?m=1

Diolah dari beberapa Sumber.
Red.Raputallangku, Buku pedoman sejarah(perpustakaan Unhas),  toraja-culture(blog), Jansen Tangketasik(UI.2010), Simon Petrus(filosofi budaya Toraja, live TVRI)