MALA TAU SITAMMU AKA' PEKUYA'NA PUANG

Rabu, 12 September 2012

CARA PANDANG ORANG TABULAHAN TERHADAP JAGAD RAYA



KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN ORANG TABULAHAN TENTANG JAGAD RAYA INI
(Tuhan, Langit Dan Bumi Beserta Penhuninya)
(Diceritakan Oleh: Ruben Ahpa)


Menurut Keyakinan orang Tabulahan (Orang tua dulu), bahwa jagad raya ini terbagi atas 4 bagian atau 4 lapis yakni:
1.       Tempat Bersemayamnya Dewa/Tuhan/Allah (To Poko’)
2.       Langit
3.       Bumi
4.       Dunia bawah tanah (Apa’ tampo)
Penjelasan:
1.       Tempat Bersemayamnya Dewa/Tuhan/Allah
Bagi orang Tabulahan Tempat Bersemayamnya Dewa ditempatkan pada urutan paling atas karena dianggap bahwa Dewalah yang menciptakan dan menguasai segala sesuatu, termasuk menguasai tiga tingkat/lapis di bawahnya. Oleh karena itu maka Dewa yang bersemayam di  atas itu dikenal dengan sebutan : “Dehata to untampa langi’ anna lino anna ma’hupatau” (artinya: Dewa/Tuhan yang menciptakan langit, bumi dan juga manusia)
2.       Langit (Langi’)
Lapis kedua dari atas yakni “Langit”. Disinilah tempat Matahari, Bulan dan Bintang-bintang. Dari langit inilah tampak Matahari pada waktu siang, dan Bulan dan Bintang pada waktu malam.
3.       Bumi (Lino)
Pada lapisan ke tiga disebut “Bumi” (Lino).  Di lapisan ini terdapat lautan dan daratan, yang mana di dalam lautan hidup berbagai jenis ikan dan mahluk hidup lainnya, sedangkan di Daratan hidup berbagai jenis binatan dan burung, ada yang berkaki empat dan ada yang berkaki dua dan ada juga yang merayap. Binatang-binatang ini ada yang jinak dan ada yang liar. Semuanya ini diatur dan dikuasai oleh manusia. Akan tetapi walaupun semua yang ada di bumi ini dikuasai oleh Manusia, bukan berarti Manusia akan mempergunakannya sekehendak hatinya, Manusia harus tetap sadar bahwa semua ini ada penciptanya yaitu Dewa/Tuhan. Dengan kesadaran itu maka hendaknya manusia menjaga dan melestarikan serta mengelola dengan baik bumi ini dan segala isinya.
4.       Dunia Bawah Tanah (Apa’ Tampo)
Pada tingkat/lapisan keempat adalah “Dunia Bawah Tanah”. Orang Tabulahan meyakini bahwa di bawah bumi masih ada dunia lagi yakni dunia bawah tanah. Dunia bawah tanah ini diyakini sebagai tempat hidupnya sejenis mahluk berekor (To keoki). Biasanya mahluk-mahluk ini muncul dari bawah melalui lubang (Kahoäng) dan mencuri ternak piaraan manusia di bumi. Mahluk-mahluk ini tidak kenal yang namanya Dewa/Tuhan karena mereka ini adalah mahluk-mahluk jahat yang kerjanya hanya mencuri saja. Mereka biasanya mencuri ayam, babi, padi dan lain-lain. Di bawah tanah, mereka juga tinggal layaknya manusia, ada rumah dan lain-lain.
Beginilah Keyakinan Orang Tabulahan tentang jagat raya ini sesuai dengan pengetahuan orang-orang tua dulu.(...Apolos Ahpa/Ato’)

MAMPAKENDE' (Penyambutan Anak Mantu)


PROSESI UPACARA "MAMPAKENDE'" (Penyambutan Mempelai Perempuan Di Rumah Mempelai Laki-Laki) (Sesuai Kebiasaan orang Tabulahan, Saluleang, Langsa', Propinsi Sulbar, Kabupaten Mamasa, Kecamatan Tabulahan) Upacara "Mampakende'"(upacara penyambutan mempelai perempuan di rumah mempelai laki-laki, merupakan upacara puncak dalam adat perkawinan Tabulahan), dilakukan sesaat setelah akad nikah dilangsungkan. Upacara ini dilakukan oleh keluarga mempelai laki-laki dalam rangka menyambut anak mantunya (mempelai perempuan). Adapun proses berlangsungnya upacara ini adalah sebagai berikut: 1. Mempelai perempuan bersama keluarga besarnya dan juga mempelai laki-laki, berangkat dari rumah keluarga(rumah keluarga pihak perempuan), menuju rumah keluarga pihak mempelai laki-laki. 2. Sesampai di depan rumah (biasanya sekitar 10 atau 20 meter dari jarak rumah), keluarga mempelai Laki-laki menyambut dengan tarian cakalele (manganda'). Tarian ini biasanya dibawakan oleh 1 atau 2 orang yang sudah ditunjuk, tarian ini bermakna penyambutan terhadap tamu istimewa. 3. Penari (topangnganda') tersebut mengantar mempelai perempuan menuju depan rumah mempelai laki-laki. 4. Setelah sampai di depan rumah-- sebelum masuk ke dalam ruangan-- maka dilanjutkan dengan upacara pemberkatan secara hadat dan penyucian/pembersihan (ini disimbolkan dengan beras dan ayam putih), beras tersebut ditaburkan keatas kepala kedua mempelai, lalu dilanjutkan dengan mengebaskan ayam di depan mempelai sebagai tanda pembersihan/penyucian, sementara itu tua-tua adat setempat mengungkapkan makna dari upacara ini dengan mengatakan: "disahu'i bea' diambo'i hodinding, disähku'i kadinge'. manghimbä' mane', kamasahkeang anna kamahondindingang," lalu dilanjutkan lagi dengan tari-tarian: Mangnganda', mentare, moleka (tari-tarian penyambutan). 5. Sebelum masuk ke dalam rumah, maka di dekat tangga rumah diletakkan atau dibaringkan seekor Kerbau atau seekor babi besar (dalam upacara kali ini hanya disimbolkan dengan tali kerbau), dan kedua mempelai tersebut menginjakkan kakinya keatas kerbau atau babi tersebut, inilah yang disebut dengan "mampairä'"sementara itu tua-tua adat mengungkapkan makna, sambil berteriak (mekoha (bhs tabulahan)) mengatakan: "O ingkänna to melumbängngi, o ingkänna to mepaihanna lembäng, lindo ma'tehe-tehe, allo dinoa tibuhke langi' mahihi, sitonda kapenau-nauangki' kipapellambi' dai' di Dehata, hapu bakahnunna...... (disebutkan keluarga yang baru)... la naolaang tibilläng matanna Dehata yaho di tängngäna langi', O Dehata litä' nasambo langi' bohto ...(disebutkan nama kampung)... lanaolaang to hapu bakahunna indee napolalang nasapa' bengi, unsalu bulang, la umpapelluhpäng boa kayu, tamengngihhing, tamengngoe', tibuhsang banne tau. Napomahosong hapu bakahu, napomahosong matahta, napokende' lamung-lamungang, napobahka' banne tau, diumba-umba naongei bohto nahoa" 6. Selanjutnya kedua mempelai diantar oleh orang tua mantu menuju ke kamar yang telah disediakan untuk ganti pakaian dan bersiap untuk acara ramah tamah bersama para undangan. Inilah prosesi jalannya \upacara "mampakende'" di daerah saluleang Tabulahan. "SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU (TOKÄ & ANA) TUHAN MEMBERKATI" Video oleh :Julianus Tato' Pahung Keterangan Oleh : Apolos Ato' Ahpa, S.Th Video ini direkam : 28/02/2012 di daerah Saluleang (Kombeng)